Minggu Pagi biasanya ku habiskan dengan bangun siang lalu tak segera mandi. Namun hari ini aku berantisipasi, barangkali ada kawan yang bisa ku ajak ngukur jalan. Sembari menunggu kawan datang, aku melanjutkan Aroma Karsa yang sejak Sabtu Malam ku baca. Seperti tersihir begitu saja, sepertiga sisa halaman tandas tak lebih dari tiga jam. Dan kabar buruknya, kawan yang ku tunggu tak nampak datang, kemudian aku menyadari bahwa aku telah menyia-nyiakan Minggu Pagi ku. Aroma Karsa terlebih dahulu lahir di platform digital berupa cerbung kemudian barulah divisualisasikan ke dalam buku. Sebenarnya, saat menulis artikel ini aku tidak benar-benar tahu harus memulai dari sisi mana. Aroma Karsa begitu memikat hingga membuatku lupa mengadopsi Inteligensi Embun Pagi sebagai penutup seri Supernova hehe. Megahnya Supernova entah mengapa luruh begitu saja. Keduanya memang tak bisa dibandingkan satu sama lain, tapi menurut ku (yang hanya pembaca abal-abal ini) Aroma Karsa disusun...
from Dita Arum Sari